Message: 1
Date: Sun, 25 Jul 2004 17:46:24 +0700
From:
"Abu Abdullah" <abdullah_abu@hotmail.com>
Subject:
Kapan Dikatakan Seseorang Menyelisihi Salaf
?
KAPAN DIKATAKAN SESEORANG MENYELISIHI SALAF
?
Syaikh Dr
Pertanyaan.
Syaikh Musa ibn
Nasr ditanya : Kapan seseorang dikatakan menyelisihi
paham
salaf, dengan kata lain
kapan dia dikatakan bukan seorang salafi
?dan bolehkah kita katakan bahwa
si fulan salafi aqidahnya tetapi ikhwani
manhajnya?
Jawaban.
Bukanlah tiap orang berhak -baik seorang alim
ataupun penuntut
ilmu- untuk mengeluarkan ataupun memasukkan seseorang
kedalam
salafiyyah. Karena salafiyyah bukanah perusahaan, yayasan sosial,
ataupun partai politik. Salafiyyah adalah Islam itu
sendiri .Tidak
seorangpun dapat mengeluarkan seseorang dari dalam Islam,
sebab seseorang
tidak akan keluar dari Islam kecuali
dengan kekafiran ataupun mengingkari
sesuatu perkara prinsip yang telah
diketahui secara pasti dalam agama.
Seseorang tidak akan keluar dari Islam kecuali dengan beberapa
persyaratan
yang telah disebutkan ulama.
Ungkapan yang diperbolehkan
sebatas: " si fulan telah menyelisihi manhaj
salaf,
sifulan telah meyelisihi aqidah, menyelisihi apa-apa yang diperbuat
salaf"
hal ini kita nyatakan jika dia keliru dalam pemahaman salaf atau
menjauhi
kebenaran salaf.dalam masalah-masalah ataupun kaedah-kaedah
tertentu
.
Adapun orang orang yang mencampur adukkan berbagai
macam pola, dia
menyatakan rela dengan aqidah salaf tetapi tidak dengan
manhaj salaf, maka
hal ini tidak pernah didapati dalam manhaj para
salaf. Sebab seseorang
harus menjadi seorang salaf
yang tulen sejak dari ujung rambutnya hingga
ujung
kakinya.
Seorang yang mengaku salaf harus
mengambil agama ini secara keseluruhannya.
Dia harus
rela dengan aqidah salaf dan manhaj salaf, berakhlak layaknya
akhlak salaf,
beramal sebagaimana yang diamalkan salaf. Inilah dia
seorang
salafi. Sebab Allah Subhanahu wa ta'ala mengatakan:" Hai
orang-orang
beriman masuklah kalian kedalam Islam secara keseluruahan" . kami tidak
pernah tahu ada
seseorang salafi yang rela atau mengakui kebenaran aqidah
salaf sementara dia
mengambil pemikiran hizbiyyah. Melihat dengan kaca
mata hizbiyyah, dan tidak
mendekat kecuali kepada hizbnya, loyalnya dan
cintanya hanya pada hizb-nya ,
dia tidak akan tenang jika yang datang
kepadanya bukan dari kelompoknya,
sekalipun orang yang paling alim, paling
benar dan paling tunduk mengikuti
sunnah Nabi dan petunjuk para sahabatnya.
Sifat talfiq ( memilih-milih
mana yang dia suka berdasarkah hawa
nafsu-pent) ataupun ganti-ganti warna
ini, sangat bertentangan sekali
dengan manhaj salaf.Ketika anda mengatakan "
manhaj salaf" maka sebenarnya
manhaj ini adalah manhaj yang sempurna yang
masuk didalam cakupannya
aqidah, negara , muamalah dan segala sesuatu yang
menyangkut Islam baik
hukum-hukumnya dan kaedah-kaedahnya.
Tetapi
kesempurnaan hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala semata , dan yang
maksum
hanyalah Rasulullah seorang, dengan demikian kita jangan mengganggap
bahwa
seseorang salafi itu dapat steril dari berbagai kekurangan dan aib,
atau
steril dari segala ketergelinciran dan kekeliruan. Namun pasti sangat
jelas
beda seseorang yang keliru karena salah dalam memahami
sesuatu
masalah dengan seseorang yang dengan sengaja membangun mazhabnya
dengan
hal-hal yang bertentangan dengan paham salaf; mencurahkan energi dan
daya
pikirya untuk membela dan mempertahankan ideologinya itu; memberikan
wala
dan baro berdasarkan itu. wabillahi
at-taufik.
[Seri Soal Jawab Dauroh Syar'iyah Surabaya 17-21 Maret
2002*
Dengan Masyayaikh Murid-murid Syaikh Muhammad Nashirudiin
Al-Albani
Hafidzahumullahu Diterjemahkan oleh Ustadz Ahmad Ridwan , Lc.]
Selasa, 28 April 2015
Menyelisihi salaf
01.02
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar