Diriwayakan dari Irbadl bin Sariyah, telah berkata Rasulullah
Shallahu ‘alaihi wassalam :
Aku wasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah
azza wa jalla. Mendengar dan taatlah sekalipun yang memerintahkan kepada kalian
seorang hamba. Karena sesungguhnya barangsiapa di antara kalian yang masih
hidup, maka ia akan menjumpai perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian
untuk berpegang dengan sunnahku dan sunnah khalifah yang terbimbing dan
mendapatkan petunjuk setelahku. Gigitlah ia dengan gigi geraham kalian, dan
berhati-hatilah terhadap hal- hal yang baru, karena sesungguhnya seluruh bid’ah
adalah sesat. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Berkata Abu Bakar
ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu: “Janganlah engkau meninggalkan satu amalan pun
yang Rasulullah melakukan amalan tersebut, kecuali engkau beramal dengannya.
Sungguh aku sangat khawatir, jika engkau meninggalkan amalan yang diperintahkan
oleh Rasulullah, maka engkau akan menyimpang”.
Berkata Ibnu Abbas
radiyallahu ‘anhu: “Sungguh aku sangat khawatir hujan batu akan menimpa kalian,
aku mengatakan: “Telah berkata Rasulullah”, sedangkan kalian mengatakan: “Telah
berkata Abu Bakar dan Umar”.
Berkata Umar bin Abdul Aziz : “Janganlah engkau
berpaling kepada seseorang, padahal bersamaan dengan itu telah ada sunnah
(ajaran) dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam”.
Berkata imam
Adz-Dzahabi: “Jika engkau melihat ahlul kalam berkata: “Tinggalkan kami dari
al-Qur’an dan hadits-hadits ahad, dan berikan kepada kami akal”, ketahuilah
bahwasanya ia adalah Abu Jahal. Dan jika engkau melihat seorang sufi berkata:
“Tinggalkan kami dari naql dan akal, dan berikan kepada kami perasaan dan
kecintaan”, ketahuilah bahwa Iblis telah menampakkan dalam bentuk manusia atau
ia telah menyatu dengannya. Jika engkau takut kepadanya, menghindarlah. Tapi
jika engkau tidak takut, bantinglah ia dan dekaplah dalam dadamu dan bacakanlah
padanya ayat Kursi dan cekiklah (lehernya)”.
Ketika imam Syafi’i ditanya
tentang satu masalah dan beliau menjawab dengan menyebutkan riwayat dari
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam berkata seorang penanya: “Wahai Abu
Abdillah, engkau berkata dengannya?”. Maka beliau bergetar dan menggigil
(badannya) dan bergoncang seraya berkata: “Wahai demi bumi yang menjadi
hamparanku dan langit yang menaungiku, jika aku telah meriwayatkan dari
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam satu hadits, maka aku tidak berkata
dengannya? Ya, wajib bagiku untuk mendengar dan
memperhatikannya”.
Berkata Imam Al-Barbahari: “Jika engkau melihat
seorang lelaki mencela hadits- hadits, menolak, atau menghendaki selainnya, maka
ragukanlah keislamannya. Dan tidak diragukan lagi jika ia adalah ahlul ahwa
(pengikut hawa nafsu) dan ahlul bid’ah”.
Berkata: Abul Qasim al-Ashbahani: “Telah berkata ahlus
sunnah dari kalangan salaf: “Jika seorang lelaki mencela atsar-atsar (hadits),
maka sepantasnya untuk diragukan keislamannya””.
Dan berkata Imam Ahmad
bin Hambal: “Barangsiapa yang menolak hadits Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam
maka ia telah berada pada jurang kehancuran”.
(Dikutip dari Bulletin Dakwah Manhaj Salaf edisi
11/Tahun I tgl 14 November 2003, penulis Ustadz Muhammad Umar As Sewed, judul
asli "Wajibnya Mengamalkan Sunnah".)
0 komentar:
Posting Komentar