.

Kamis, 05 Februari 2015

Keharusan Mengagungkan Sunnah

20.47


Dari sinilah perlunya seorang muslim dan para da’i untuk senantiasa mengamalkan dan menyebarkan sunnah-sunnah RasulNya di kalangan umat Islam. Sudah selayaknya pula mereka mempunyai tanggung jawab untuk memahamkan umatnya dari keterkikisan pemahaman dan pengamalan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam yang makin memprihatinkan. 

Hal itu perlu agar umat mengenal kembali dan mengamalkan ajaran-ajaran yang telah datang kepada mereka. Karena pada hakekatnya Islam adalah sunnah, sunnah adalah Islam dan tidak akan tegak salah satunya kecuali dengan menegakkan yang lainnya, sebagaimana dikatakan oleh Imam Al-Barbahari dalam Syarhu Sunnahnya.

Sunnah harus kembali ditegakkan dan diagungkan di tengah-tengah umat, hingga mereka akhirnya akan menjadikan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi kecintaan kepada siapapun. Karena tidaklah sempurna iman seseorang, hingga ia mencintai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam melebihi kecintaan terhadap siapapun. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘laihi wassalam:
 
Tidaklah beriman seseorang di antara kalian, hingga aku lebih dicintai olehnya dari pada bapak-bapaknya, anak-anaknya dan manusia keseluruhannya. (Muttafaq ‘alaihi)

Wujud kecintaan terhadap Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah dengan mentaati seluruh perintah-perintahnya dan menjauhi seluruh larangan-larangannya. 

Sehingga seseorang yang benar-benar mencintai Rasulllah Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah mereka yang taat kepadanya. Demikian pula sebaliknya, jika seseorang mengaku mencintai Rasullah Shalallahu ‘alaihi wassalam akan tetapi tidak mentaati beliau, maka pengakuan ini adalah pengakuan yang dusta.

Allah telah mengutus Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam kepada manusia agar menjelaskan apa-apa yang turun kepada mereka (berupa wahyu) dan mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Memberikan petunjuk kepada mereka ke jalan yang lurus. Oleh karena itu wajib bagi seluruh manusia untuk mencintai beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam dan mentaatinya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kalian. (an-Nisa’: 59)

Ketaatan terhadap sunah atau ajaran Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam merupakan salah satu tonggak ajaran Islam. Barangsiapa yang telah mengikrarkan dua kalimat syahadat, maka wajib baginya untuk senantiasa mentaati seluruh ajaran yang telah diberikan beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam kepada umatnya dan menjauhi seluruh larangannya. Allah menegaskan perintah ini pada ayat-Nya yang mulia:
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. (al-Hasyr: 7)

Ketaatan kepada Allah dan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah bersifat mutlak. Hal ini berbeda dengan ketaatan terhadap ulil amri atau yang lainnya. Kita mentaati mereka, jika ketaatan tersebut tidak keluar dari ketaatan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu jika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam telah memerintahkan sesuatu, maka tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali melaksanakan perintahnya. Demikian pula jika beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam melarang sesuatu, maka wajib bagi kita untuk meninggalkannya.
 
Allah Tabaroka wata’ala berfirman :
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata. (al-Ahzab: 36)

Demikian pula haram hukumnya bagi kita mendahulukan perkataan, pendapat atau pemikiran seseorang –siapapun dia - di atas perkataan dan perintah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam Bahkan mengeraskan suara di atas suara Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam pun merupakan perbuatan terlarang. Allah tegaskan hal ini dalam firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului Allah dan RasulNya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (al-Hujuraat: 1)
 
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian meninggikan suara kalian melebihi suara Nabi, dan janganlah kalian berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kalian terhadap sebagian yang lain, supaya tidak terhapus (pahala) amalan kalian , sedangkan kalian tidak menyadari. (al- Hujuraat: 2)

Jawaban bagi seorang mukmin tatkala telah datang kepadanya perintah dan larangan RasulNya adalah “Kami mendengar dan taat”, sebagaimana Allah telah menerangkan dalam firman-Nya:
Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-Nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul- rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami ta'at." (Mereka berdo'a): "Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (Al-Baqarah: 285)

 

(Dikutip dari Bulletin Dakwah Manhaj Salaf edisi 11/Tahun I tgl 14 November 2003, penulis Ustadz Muhammad Umar As Sewed, judul asli "Wajibnya Mengamalkan Sunnah".)

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 Cinta Islam As-Sunnah. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top