الأصول الثلاثة
Syaikh Muhammad At-Tamimi.
Diterbitkan oleh Kementrian Urusan Islam, Waqaf, Da'wah,
dan Penyuluhan Urusan Penerbitan & Penyebaran Saudi
Arabia
بسم الله الرحمن الرحيم
Saudaraku,
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada
anda.
Ketahuilah, bahwa wajib bagi kita untuk mendalami empat masalah, yaitu
:
1.Ilmu, yaitu mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam
berdasarkan dalil-dalilnya.
2.Amal, yaitu menerapkan ilmu ini.
3.Sabar,
yaitu tabah dan tangguh dalam mengahadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu,
mengamalkan dan berdakwah kepadanya.
Dalilnya, firman Allah Ta’ala :
والعصر (1) إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2)إِلَّا
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ سورة العصر
“Demi masa. Sesungguhya setiap manusia benar-benar
berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, melakukan segala amal
shaleh dan saling nasehat-menasehati untuk (menegakkan) yang haq, serta
nasehat-menasehati untuk (berlaku) sabar.” (Surat al-‘Ashr : 1-3).
Imam
Asy-Syafi’i [1] Rahimahullahu Ta’ala, mengatakan : “Seandainya Allah hanya
menurunkan surat ini saja sebagai hujjah buat makhlukNya, tanpa hujjah lain,
sungguh telah cukup surat ini sebagai hujjah bagi mereka.”
Dan imam Al-Bukhari [2] Rahimahullahu Ta’ala, mengatakan
: “Bab : ilmu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan. Dalilnya firman Allah
Ta’ala :
فاعلم أنه لا إله إلا الله واستغفر لذنبك
“Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada sesembahan
(yang haq) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu.” (QS. Muhammad:
19).
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan terlebih dahulu untuk berilmu
(berpengetahuan) [3]… Sebelum ucapan dan perbuatan.
------------------------
(1). Abu Abdillah: Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin
Utsman bin Syafi’i Al- Hasyimi Al-Qurasyi Al-Mutthalibi (150-204H=767-820M).
Salah seorang imam empat. Dilahirkan di ghaza (Palestina) dan meninggal di
Cairo. Diantara karya ilmiahnya : Al- Um, Ar-Risalah dan
Al-Musnad.
(2). Abu Abdillah : Muhammad bin
Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah Al-Bukari (194-256H810-870M). Seorang ulama
ahli Hadits, untuk mengumpulkan hadits, ia telah menempuh parjalanan panjang;
mengunjungi khurasan, Irak, Mesir, dan syam. Kitab-kitab yang disusunnya antara
lain: Al-Jami’ Ash-Shahih (yang lebih dikenal dengan Shaihih Al-Bukhari),
At-Taarikh, Adhu’afa’, Khalq af’al Al-Ibad.
(3) Al-Bukhari dalam Shahihnya, kitab Al-Ilm, bab
10
Pengamalan Tiga Perkara
Saudaraku,
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada
anda.
Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi
setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara
ini:
1. Bahwa Allah-lah yang menciptakan
kita dan memberi rizki kepada kita. Allah tidak membiarkan kita begitu saja
dalam kebingungan, tetapi mengutus kepada kita seorang Rasul ; maka barangsiapa
mentaati Rasul tersebut pasti akan masuk Jannah (Surga), dan barangsiapa
menentangnya pasti akan masuk neraka.Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شَاهِدًا
عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولًا(15) فَعَصَى فِرْعَوْنُ
الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا سورة المزمل .
“Sesungguhnya
Kami telah mengutus kepada kamu seorang Rasul yang menjadi saksi terhadapmu,
sebagaimana Kami telah mengutus kapada fir’aun seorang Rasul, tetapi fir’aun
mendurhakai Rasul itu, maka kami siksa ia dengan siksaan yang berat.” (QS.
Al-Muzammil: 15-16).
2. Bahwa Allah tidak rela, jika dalam ibadah yang
ditujukan kepadaNya, Dia dipersekutukan dengan sesuatu apapun, baik dengan
seorang malaikat yang terdekat atau dengan seorang Nabi yang diutus menjadi
Rasul. Firman Allah Ta’ala :
وأن المساجد لله فلا تدعوا مع الله
أحدا
“Dan sesungguhnya
masjid-masjid itu kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu menyembah
seorangpun di dalamnya di samping (menyenbah) Allah.” (QS. Al-Jin :
18).
3. Bahwa barangsiapa yang mentaati Rasulullah serta mentauhidkan
Allah, tidak boleh bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan
Rasulnya, sekalipun mereka itu keluarga terdekat. Allah Ta’ala berfirman
:
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءهُمْ
أَوْ أَبْنَاءهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُوْلَئِكَ كَتَبَ فِي
قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ
تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
وَرَضُوا عَنْهُ أُوْلَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ (22) سورة المجادلة.
“Kamu tidak akan
mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling
berkasih sayang dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasulnya, sekalipun
orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara- saudara ataupun
keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah memantapkan keimanan
dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan dariNya. Dan mereka
akan dimasukkanNya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha
kepadaNya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan
Allah itulah golongan yang beruntung.” (Surat al- Mujdalah:
22).
Tiga Landasan Utama
Semoga Allah membimbing anda untuk taat kepadanya.
Ketahuilah bahwa Islam yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim adalah ibadah kepada Allah semata dengan memurnikan ibadah kepadaNya, itulah yang diperintahkan Allah kepada seluruh ummat manusia dan hanya untuk itu sebenarnya mereka diciptakan, sebagaimana firman Allah Subhanahu waTa’ala :
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
untuk beribadah kepadaku.” (QS. Az-Zariyat : 56).
Ibadah, dalam ayat ini,
artinya : Tauhid. Dan perintah Allah yang paling agung adalah tauhid, yaitu
memurnikan ibadah untuk Allah semata-mata. Sedang larangan Allah yang paling
besar adalah syirik, yaitu : menyembah selain Allah di samping
menyembahNya.
Allah Ta’ala berfirman
:
واعبدوا الله ولا تشركوا به شيئا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan
sesuatu denganNya.” (QS. An-nisa; : 36).
Kemudian apabila anda ditanya :
apakah tiga landasan utama yang wajib diketahui oleh manusia? Maka hendaklan
anda jawab : yaitu mengenal Tuhan Allah Azza wa Jalla, mengenal agama Islam, dan
mengenal Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
(1) Mengenal Alloh Aza Wazzala
Semoga Allah membimbing anda untuk taat kepadanya.
Ketahuilah bahwa Islam yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim adalah ibadah kepada Allah semata dengan memurnikan ibadah kepadaNya, itulah yang diperintahkan Allah kepada seluruh ummat manusia dan hanya untuk itu sebenarnya mereka diciptakan, sebagaimana firman Allah Subhanahu waTa’ala :
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
untuk beribadah kepadaku.” (QS. Az-Zariyat : 56).
Ibadah, dalam ayat ini,
artinya : Tauhid. Dan perintah Allah yang paling agung adalah tauhid, yaitu
memurnikan ibadah untuk Allah semata-mata. Sedang larangan Allah yang paling
besar adalah syirik, yaitu : menyembah selain Allah di samping
menyembahNya.
Allah Ta’ala berfirman
:
واعبدوا الله ولا تشركوا به شيئا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan
sesuatu denganNya.” (QS. An-nisa; : 36).
Kemudian apabila anda ditanya :
apakah tiga landasan utama yang wajib diketahui oleh manusia? Maka hendaklan
anda jawab : yaitu mengenal Tuhan Allah Azza wa Jalla, mengenal agama Islam, dan
mengenal Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalil-dalilnya
firman Alah Ta’ala :
وقال ربكم ادعوني أستجب لكم إن الذين يستكبرون عن عبادته
سيدخلون جهنم داخرين.
“Dan Tuhanmu berfirman : ‘Berdo’alah kamu kepadaku
niscaya akan Ku perkenankan bagimu’. Sesungguhnya, orang-orang yang enggan untuk
beibadah kepadaKu pasti akan masuk neraka dalam keadaan hina.” (QS. Ghafir:
60).
Dan diriwayatkan dalam hadits :
" الدعاء مخ العبادة ".
“Do’a itu adalah sari ibadah “ .
[7]
2.Dalil khauf (takut) :
Firman
Allah Ta’ala :
فلا تخافوهم وخافوني إن كنتم مؤمنين.
“Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi
takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Ali Imran:
175).
3.Dalil Raja’ (pengharapan) :
Firman Allah Ta’ala
:
فمن كان يرجوا لقاء ربه فليعمل عملا صالحا ولا يشرك بعبادة
ربه أحدا.
“Untuk itu, barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan
Robbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shaleh dan janganlah mempersekutukan
seorangpun dalam beribadah kepada Robb-Nya.” (QS. Al-Kahfi: 110).
4.Dalil
Tawakkal (berserah diri) :
Firman Allah Ta’ala :
وعلى الله فتوكلوا إن كنتم مؤمنين.
‘Dan hanya kepada Allah-lah kamu betawakkal, jika kamu
benar-banar orang yang beriman.” (QS. Al-Maidah : 23).
Dan firmannya
:
ومن يتوكل على الله فهو حسبه .
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah maka
Dialah Yang Mencukupinya.” (QS. Ath-Thalaq : 3).
5.Dalil Raghbah (penuh
minat), rahbah (cemas) dan khusyu’ (tunduk) ;
Firman Allah Ta’ala
:
إنهم كانوا يسارعون في الخيرات ويدعوننا رغبا ورهبا وكانوا
لنا خاشعين.
“Sesungguhnya mereka itu senantiasa berlomba-lomba dalam
(mengerjakan) kebaikan-kebaikan serta mereka berdo’a kepada Kami dengan penuh
minat (kepada rahmat Kami) dan cemas (akan siksa Kami), sedang mereka itu selalu
tunduk hanya kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’ : 90).
6.Dalil khasy-yah
(takut) :
Firman Allah Ta’ala :
فلا تخشوهم واخشوني.
“Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi
takutlah kepada-Ku.” (QS. Al- Baqarah : 150).
7.Dalil inabah (kembali
kepada Allah) :
Firman Allah Ta’a’ala :
وأنيبوا إلى ربكم وأسلموا له من قبل أن يأتيكم العذاب ثم
لا تنصرون.
“Dan kembalilah kepada Robb kalian serta berserah
dirilah kepada-Nya (dengan mentaati perintah-Nya) sebelum datang azab kepadamu,
kemudian kamu tidak dapat tertolong lagi.” (QS. Az-Zumar : 54).
8.Dalil
isti’anah (memohon pertolongan) :
Firman Allah Ta’ala :
إياك نعبد وإياك نستعين.
“Hanya kepada Engkau-lah kami beribadah dan hanya kepada
Engkau-lah kami memohon pertolongan.” (QS. Al-Fatihah : 4).
Dan
diriwayatkan dalam hadits :
" إذا استعنت فاستعن بالله ".
“Apabila kamu mohon pertolongan, maka memohonlah
pertolongan kepada Allah” . [8]
9.Dalil isti’adzah (memohon perlindungan)
:
Firman Allah Ta’ala :
قل أعوذ برب الفلق.
“Katakanlah : Aku berlindung kepada Robb Yang Menguasai
subuh.” (QS. Al-Falaq : 1).
Dan firmanNya :
قل أعوذ برب الناس. ملك الناس.
“Katakanlah : ‘Aku berlindung kepada Robb Manusia,
Penguasa manusia.” (QS. An- Nas : 1-2).
10.Dalil istighatsah (memohon
pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan) :
Firman Allah Ta’ala
:
إذ تستغيثون ربكم فاستجاب لكم.
“(Ingatlah) tatkala kamu memohon pertolongan kepada Robb
kalian untuk dimenangkan (atas kaum musyrikin), lalu diperkenankan-Nya bagimu.”
(QS. Al-Anfal : 9).
11.Dalil dzabh (menyembelih) :
Firman Allah
Ta’ala :
قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين. لا شريك
له وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين.
“Katakanlah : ‘Sesunggunya shalatku, sembelihanku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Robb semesta alam, tiada sesuatupun
sekutu bagi-Nya. Demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah
orang-orang yang pertama kali berserah diri (kepadanya).” (QS. Al-An’am:
162-163).
Dan dalil dari sunnah :
" لعن الله من ذبح لغير الله ".
“Allah melaknat orang yang menyembelih (binatang) bukan
karena Allah” . [9]
12.Dalil nadzar :
Firman Allah Ta’ala
:
يوفون بالنذر ويخافون يوما كان شره
مستطيرا.
“Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang
siksaannya merata di mana-mana.” (QS. Al-Insan : 7).
-------------------------------------
(7) Hadits riwayat At-Tirmizi dalam Al-Jami’ Ash-Shahih,
kitab -Da’awat, bab 1. Dan maksud hadis ini: bahwa segala macam ibadah, baik
yang umum maupun yang khusus, yang dilakukan seorang mu’min, seperti: mencari
nafkah yang halal untuk keluarga, menyantuni anak yatim dll. Semestinya diiringi
dengan permohonan ridha Allah dan pengharapan balasan ukhrawi. Oleh karena itu
do’a (permohonan dan pengharapan tersebut) disebut oleh Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam sebagai sari atau otak ibadah, karena senantiasa harus
mengiringi gerak ibadah.
(8) Hadits riwayat
At-Tirmizi dalam Al-Jami’ Ash-Shohih, kitab syafaat Al-Qiyamah War-Raqoiq
Wal-Wara’, bab 59. dan riwayat Imam Ahmad Musnad (Beirut; Al- Maktab Al-Islami,
1403 H), jillid 1, hal, 293, 303, 307
(9) Hadits riwayat Muslim dalam Shohihnya, kitab
Al-Adhahi, bab 8. dan riwyat Imam Ahmad dalam Al-Musnad, jilid 1, hal. 108 dan
152.
(2) Mengenal Islam
Islam,
ialah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan
penuh kepatuhan pada segala perintah-Nya serta menyelamatkan diri dari perbuatan
syirik dan orang-orang yang berbuat syirik.
Dan
agama Islam, dalam pengertian tersebut mempunyai tiga tingkatan, yaitu : Islam,
Iman dan Ihsan; masing-masing tingkatan ada rukun-rukunnya.
a. Rukun Islam
Tingkatan pertama :
Islam.
Adapun tingkatan Islam, rukunnya ada lima
:
1.Syahadat (pengakuan dengan hati dan lisan) bahwa :
“Laa Ilaaha Illallaah – Muhammad Rasulullah” (Tiada sesembahan yang haq selain
Allah dan Muhammad adalah utusan Allah).
2.Mendirikan shalat.
3.Menunaikan
zakat.
4.Puasa pada bulan Ramadhan dan
5.Haji ke Baitullah
Al-Haram.
Dalil syahadat :
Firman
Alah Ta’ala :
شهد الله أنه لا إله إلا هو والملائكة وأولو العلم قائما
بالقسط لا إله إلا هو العزيز الحكيم.
“Allah menyatakan
bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan senantiasa menegakkan
keadilan. (juga menyatakan yang demikian itu) para Malaikat dan orang-orang yang
berilmu. Tiada sesembahan (yang haq) selain dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (QS. Ali-Imran : 18).
“Laa Ilaaha Illallah”, artinya : tiada
sesembahan yang haq selain Allah.
Syahadat ini mengandung dua unsur.
Menolak dan menetapkan. “La Ilaaha”, adalah menolak segala sembahan selain
Allah, “Illallah”, adalah menetapkan bahwa ibadah (penghambaan) itu hanya untuk
Allah semata, tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam ibadah
kepada-Nya, sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di
dalam kakuasaan-Nya.
Tafsir makna syahadat tersebut
diperjelas oleh firman Allah Ta’ala:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي
بَرَاء مِّمَّا تَعْبُدُونَ (26) إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ
(27) سورة الزخرف وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُونَ سورة الزخرف.
“Dan (ingatlah)
ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kepada kaumnya : ‘Sesungguhnya aku
menyatakan lapas diri dari segala yang kamu sembah, kecuali Tuhan yang telah
menciptakanku, kerena sesungguhnya Dia akan memberiku petunjuk. ‘Dan (Ibrohim)
mejadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka
senantiasa kembali (kepada tauhid).” (QS. Az-Zukhruf : 26-28).
Dan firman
Allah Ta’ala :
قل يا أهل الكتاب تعالوا إلى كلمة سواء بيننا وبينكم ألا
نعبد إلا الله ولا نشرك به شيئا ولا يتخذ بعضنا بعضا أربابا من دون الله فإن تولوا
فقولوا اشهدوا بأنا مسلمون.
“Katakanlah
(Muhammad) : ‘Hai Ahli Kitab! Marilah kamu kepada suatu kalimat yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, yaitu : hendaklah kita tidak menyembah selain
Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya serta janganlah
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah’. Jika
mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka : ‘Saksikanlah, bahwa kami
adalah orang-orang yang muslim (menyerah diri kepada Allah).” (QS. Ali Imran :
64).
Adapun dalil syahadat bahwa Muhammad itu Rasulullah, adalah firman
Allah Ta’ala :
لَقَدْ جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ
عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ (128)
سورة التوبة.
“Sungguh telah
datang kepadamu seorang Rasul dari kalangan kamu sendiri, terasa berat olehnya
penderitaanmu, sangat mengiginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat belas
kasih lagi penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah :
128).
Syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah, berarti : mentaati apa
yang diperintahkannya, membenarkan apa yang diberitakannya, menjauhi apa yang
dilarang serta dicegahnya, dan beribadah kepada Allah dengan apa yang
disyariatkannya.
Dalil shalat, zakat dan tafsir kalimat tauhid
:
Firman Allah Taala :
وما أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا
الصلاة ويؤتوا الزكاة وذلك دين القيمة.
“Padahal mereka
tidaklah diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah, dengan memurnikan
ketaatan kapada-Nya lagi bersikap lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat
serta mengeluarkan zakat. Demikian itulah tuntunan agama yang lurus.” (QS.
Al-Bayyinah : 5).
Dalil Shiyam/Puasa :
Firman Allah Ta’ala
:
يا أيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين
من قبلكم لعلكم تتقون.
“Wahai
orang-orang yang beriman! Diwajibkan kepada kamu untuk melakukan shiyam,
sebagaimana telah diwajibkan kapada orang-orang sebelum kamu, agar kamu
bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 183).
Dalil Haji :
Firman Allah Ta’ala
:
ولله على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيلا ومن كفر فإن
الله غني عن العالمين.
“Dan hanya untuk
Allah, wajib bagi manusia melakukan haji, yaitu (bagi) orang yang mampu
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang mengingkari (kewajiban
haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan) semesta alam.” (QS.
Ali Imran : 97).
b. Rukun Iman
Iman itu lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi ialah syahadat. “ La Ilaha Illallah”, sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu adalah salah satu cabangnya iman.
Rukun iman ada enam yaitu :
1.Iman kepada Allah.
2.Iman kepada para Malaikat-Nya.
3.Iman kepada kitab-kitab-Nya.
4.Iman kepada para Rasul-Nya.
5.Iman kepada hari akhirat, dan
6.Iman kepada qadar [10] , yang baik maupun yang buruk.
Dalil ke enam rukun ini, firman Allah Ta’ala :
ليس البر أن تولوا وجوهكم قبل المشرق والمغرب ولكن البر من
آمن بالله والملائكة والكتاب والنبيين.
“Berbakti (dan
beriman) itu bukanlah sekedar menghadapkan wajahmu (dalam shalat) ke arah timur
dan barat, tetapi berbakti (dan beriman) yang sebenarnya ialah iman seseorang
kepada Allah, hari akhirat, para malaikat, kitab-kitab dan Nabi- Nabi…” (QS.
Al-Baqarah : 177).
Dan firman Allah Ta’ala :
إنا كل شيء خلقناه بقدر
"Sesngguhnya
segala sesuatu telah Kami ciptakan sesuai dengan qadar.” (QS. Al- Qamar :
49).
c. Rukun Ihsan
Ihsan, rukunnya hanya satu, yaitu :
أن تعبد الله كأنك تراه, فإن لم تكن تراه فإنه
يراك.
“Beribadahlah
kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihatNya. Jika kamu tidak
melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” . [11]
Dalilnya, firman Allah Ta’ala
:
إن الله مع الذين اتقوا والذين هم محسنون
“Sesunggunya
Allah besama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat ihsan.” (QS.
An-Nahl : 128 )
وتوكل على العزيز الرحيم الذي يراك حين تقوم وتقلبك في
الساجدين إنه هو السميع العليم
“Dan
bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang
melihatmu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat) perubahan gerak
badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetehui.” (QS. Asy-syuaraa’ : 217-220).
وما تكون في شأن وما تتلوا من قرآن ولا تعملون من عمل إلا
كنا عليكم شهودا إذ تفيضون فيه
"Dalam keadaan
apapun kamu berada, dan (ayat) apapun dari Al-Qur’an yang kamu baca, serta
pekerjaan apapun yang kamu kerjakan, tidak lain kami adalah menjadi saksi atasmu
di waktu kamu melakukannya…”. (QS. Yunus : 61).
Adapun dalilnya dari
sunnah, ialah hadits Jibril [12] yang masyhur, yang diriwayatkan dari Umar bin
Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu :
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ :
بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ
سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا
أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ
رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا
مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ
رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ :
صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ
اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ
وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ،
قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ
تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ
السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ
فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ
تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي
الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ
أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ
فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ .
[رواه مسلم]
Dari Umar
radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki
yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak
padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang
mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua
lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya
berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa
tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad
adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan
dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua
heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi:
“ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir
dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia
berkata: “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang
ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah
seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat
engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan
kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang
bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau
bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat
seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)
berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku
berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa
yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau
bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan
agama kalian “. (Riwayat Muslim)
--------------------------------
(11) Pengertian Ihsan tersebut
merupakan penggalan dari hadits Jibril, yang dituturkan oleh Umar bin Al-Khattab
rodhiallohu ‘anhu, sebagaimana akan disebutkan.
(12) Disebutkan hadits Jibril, karena Jibrillah yang
datang kepada Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam dengan menanyakan kepada
beliau tentang Islam, Iman , Ihsan dan masalah hari kiamat. Hal itu dimaksudkan
untuk memberikan pelajaran kepada kaum Muslimin tentang masalah-masalah
agama.
Mengenal Rosululloh Muhammad Sholallohu wa alaihi wasalam
Tempat asal beliau adalah Makkah. Beliau diutus oleh Allah untuk menyampaikan peringatan untuk menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid. Firman Allah Ta’ala :
يا أيها المدثر قم فأنذر وربك فكبر وثيابك فطهر والرجز
فاهجر ولا تمنن تستكثر ولربك فاصبر.
“Wahai orang yang
berselimut! Bangunlah, lalu sampaikanlah peringatan. Agungkanlah Robbmu.
Sucikanlah pakaianmu. Tinggalkanlah berhala-berhala itu. Dan janganlah kamu
memberi, sedang kamu menginginkan balasan yang lebih banyak. Serta bersabarlah
untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu.” (QS. Al- Mudatstsir : 1-7)
Pengertian
:
“Sampaikanlah peringatan”, ialah : menyampaikan peringatan untuk menjauhi
syirik dan mengajak kepada tauhid.
“Agungkanlah Tuhanmu” : agungkanlah Ia
dengan berserah diri dan beribadah kepada-Nya semata.
“Tinggalkanlah
berhala-berhala itu”, artinya : jauhkan serta bebaskan dirimu darinya dan
orang-orang yang memujanya.
Beliaupun melaksanakan perintah ini dengan
tekun dan gigih selama sepuluh tahun, mengajak kepada tauhid. Setelah sepuluh
tahun itu, beliau dimi’rajkan (diangkat naik) ke atas langit dan disyari’atkan
kepada beliau shalat lima waktu. Beliau melakukan shalat di Makkah selama tiga
tahun. Kemudian, sesudah itu, beliau diperintahkan untuk berhijrah ke
Madinah.
Kewajiban Hijrah
Hijrah,
pengertiannya, ialah : pindah dari lingkungan syirik ke lingkungan
Islami.
Hijrah ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan ummat Islam.
Dan kewajiban tersebut hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat.
Dalil
yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu firman Allah Ta’ala
إن الذين توفاهم الملائكة ظالمي أنفسهم قالوا فيما كنتم
قالوا كنا مستضعفين في الأرض قالوا ألم تكن أرض الله واسعة فتهاجروا فيها فأولئك
مأواهم جهنم وساءت مصيرا.
إلا المستضعفين من الرجال والنساء والولدان لا
يستطيعون حيلة ولا يهتدون سبيلا فأولئك عسى الله أن يعفو عنهم وكان الله غفورا
رحيما.
“Sesungguhnya
orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan zhalim terhadap diri
mereka sendiri [15], kepada mereka malaikat bertanya : ‘Dalam keadaan bagaimana
kamu ini? Mereka menjawab : ‘Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri
(Makkah)’. Para malaikat berkata : ‘Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu
dapat berhijrah (kemana saja) di bumi ini?. Maka mereka itu tempat tinggalnya
neraka jahannam dan jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Akan
tetapi orang-orang yang tertindas diantara mereka, seperti kaum lelaki dan
wanita serta anak-anak yang mereka itu dalam keadaan tidak mampu menyelamatkan
diri dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), maka mudah- mudahan Allah
memaafkan mereka. Dan Allah adalah Maha Pema’af lagi Maha Pengampun.” (QS.
An-Nisa’ : 97-99)
Dan firman Allah Ta’ala :
يا عبادي الذين آمنوا إن أرضي واسعة فإياي
فاعبدون.
“Wahai
hamba-hambaku yang beriman! Sesungguhnya, bumi-Ku adalah luas, maka hanya
kepadaKu saja supaya kamu beribadah.” (QS. Al-Ankabut : 56).
Al Baghawi
[16] Rahimahullah, berkata : “Ayat ini, sebab turunnya, adalah ditujukan kepada
orang-orang muslim yang masih berada di Makkah, yang mereka itu belum juga
berhijrah. Karena itu, Allah menyeru kepada mereka dengan sebutan orang- orang
yang beriman.”
Adapun dalil dari sunnah yang menunjukkah kewajiban
hijrah, yaitu sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لا تنقطع الهجرة حتى تنقطع التوبة, ولا تنقطع التوبة حتى
تطلع الشمس من مغربها.
“Hijrah tetap
akan berlangsung selama pintu taubat belum ditutup, sedang pintu taubat tidak
akan ditutup sebelum matahari terbit dari barat.
Setelah Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menetap di Madinah, disyari’atkan kepada beliau
zakat, puasa, haji, adzan, jihad, amar ma’ruf dan nahi mungkar serta
syari’at-syari’at Islam lainnya.
Beliau pun melaksanakan perintah untuk
menyampaikan hal ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun. Sesudah itu
wafatlah beliau, sedang agamanya tetap dalam keadaan lestari.
Inilah
agama yang beliau bawa. Tiada suatu kebaikan yang tidak beliau tunjukkan kepada
umatnya. Dan tiada suatu keburukan yang tidak beliau peringatkan supaya dijauhi.
Kebaikan yang beliau tunjukkan ialah tauhid serta segala yang dicintai dan
diridhai Allah; sedang keburukan yang beliau peringatkan supaya dijauhi ialah
syirik serta segala yang dibenci dan dimurkai Allah.
Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah kepada seluruh umat manusia, dan
diwajibkan kepada seluruh jin dan manusia untuk mentaatinya.
Allah
Ta’ala berfirman :
قل يا أيها الناس إني رسول الله إليكم جميعا
“Katakanlah :
‘Wahai mausia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu semua.” (QS.
Al-A’raf : 158).
Dan melalui beliau, Allah telah menyempurnakan agama-Nya
untuk kita. Firman Allah Ta’ala :
اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم
الإسلام دينا.
“Pada hari ini
[17], telah aku sempurnakan untukmu agamamu dan Aku lengkapkan kepadamu ni’matKu
serta aku ridhai Islam itu mrnjadi agama bagimu.” (QS. Al- Ma’idah :
3).
--------------------
(15) Yang dimaksud dengan zhalim terhadap diri mereka
sendiri dalam ayat ini, ialah orang-orang penduduk Makkah yang sudah masuk Islam
tetapi mereka tidak mau hijrah bersama Nabi, padahal mereka mampu dan sanggup.
Mereka ditindas dan di paksa oleh orang-orang kafir supaya ikut bersama mereka
pergi ke perang badar, akhirnya ada diantara mereka yang terbunuh.
(16) Abu Muhammad : Al-Husain bin Mas’ud bin Muhammad
Al-Farra’, atau Ibnu Al- Farra’, Al-Baghawi (436-510 H = 1044-1117 M). Seorang
ahli dalam bidang fiqh, hadits dan tafsir. Diantara karyanya : At-Tahdzib
(fiqh), Syarh As-Sunnah (hadits), Lubab At-Tawil fi ma’alim at-tanzil
(tafsir).
(17) Maksudnya, adalah hari Jum’at ketika wuquf di
Arafah, pada waktu haji Wada’
Mengimani Kematian dan Kebangkitan
إنك ميت وإنهم ميتون ثم إنكم يوم القيامة عند ربكم
تختصمون
“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka pun
akan mati (pula). Kemudian sesungguhnya kamu nanti pada hari Kiamat
berbantah-bantahan di hadapan Tuhanmu.” (QS. Az-Zumar : 30-31).
Manusia
sesudah mati akan dibangkitkan kembali. Dalilnya, firman Allah Ta’ala
:
منها خلقناكم وفيها نعيدكم ومنها نخرجكم تارة
أخرى
“Berasal dari tanahlah kamu telah kami jadikan dan
kepadanya kamu kami kembalikan, serta darinya kamu akan kami bangkitkan sekali
lagi.” (QS. Thaha : 55).
Dan firman Allah Ta’ala :
والله أنبتكم من الأرض نباتا ثم يعيدكم فيها ويخرجكم
إخراجا.
“Dan Allah telah menunbuhkan kamu dari tanah dengan
sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu kedalamnya (lagi) dan (pada hari
kiamat) Dia akan mengeluarkan kamu dengan sebenar-benarnya.” (QS. Nuh :
17-18).
Setelah menusia dibangkitkan, mereka akan dihisab dan diberi
balasan sesuai dengan perbuatan mereka.
Firman Allah Ta’ala :
ولله ما في السماوات وما في الأرض ليجزي الذين أساؤوا بما
عملوا ويجزي الذين أحسنوا بالحسنى
“Dan hanya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi, supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
buruk sesuai dengan perbuatan mereka dan memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik dengan (pahala) yang lebih baik lagi (surga).” ( QS. An-Najm :
31).
Barangsiapa yang tidak mengimani kebangkitan ini, maka dia adalah
kafir.
Firman Allah Ta’ala :
زعم الذين كفروا ان لم يبعثوا قل بلى لتبعثن ثم لتنبؤن بما
عملتم وذلك على الله يسير
“Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka tidak
akan dibangkitkan. Katakan : ‘tidaklah demikian. Demi Robbku, kamu pasti akan
dibangkitkan dan niscaya akan diberitakan kepadamu apapun yang telah kamu
kerjakan. Yang demikian itu adalah amat mudah bagi Allah.” (QS. At-Taghabun :
7).
Hikmah diutusnya Nabi dan Rosul
Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
رسلا مبشرين ومنذرين لئلا يكون للناس على الله حجة بعد
الرسل
“(Kami telah
mengutus) Rasul-rasul mejadi penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan,
supaya tiada lagi suatu alasan bagi mausia membantah Allah setelah (diutusnya)
para Rasul itu.” (QS. An-Nisa’ : 165).
Rasul pertama adalah Nabi Nuh
‘alaihis salam, dan Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, serta beliaulah penutup para Nabi.
[Selain dalil dari Al Qur’an yang disebutkan penulis,
yang menunjukkan bahwa Nabi Nuh adalah Rasul pertama, disana ada juga hadis
shahih yang menyetakan bahwa Nabi Nuh adalah rasul pertama yang diutus kepada
penduduk bumi ini, seperti hadits riwayat Al-bukhari dalam shohih nya, kitab
Al-Anbiya’, bab 3, dan riwayat Muslim dalam shahihnya, kitab Al-Iman bab 84.
Adapun Nabi Adam ‘alaihis salam, menurut sebuah hadits yang diriwayatkan dari
Abu Dzar al-ghifari R.A, beliau adalah nabi pertama. Dan disebutkan dalam hadits
ini bahwa jumlah para Nabi ada 124 ribu orang, dari jumlah tersebut sebagai
Rasul 315 orang, dan dalam riwayat lain disebutkan lebih dari 312 orang. Lihat :
Imam Ahmad, Al-Musnad, jilid 5, hal, 178, 179 dan 265.]
Dalil yang
meunjukkan bahwa Rasul pertama adalah Nabi Nuh, firman Allah Ta’ala
:
إنا أوحينا إليك كما أوحينا إلى نوح والنبيون من
بعده.
“Sesungguhnya
Kami mewahuyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada
Nuh dan para Nabi sesudahnya…” (QS. An-nisa’ :163)
dan Allah telah
mengutus kepada setiap umat seorang Rasul, mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi
Muhammad, dengan memerintahkan kepada mereka untuk beribadah kepada Allah semata
dan melarang mereka beribadah kepada thaghut. Allah Ta’ala
berfirman:
ولقد بعثنا في كل أمة رسولا أن اعبدوا الله واجتنبوا
الطاغوت.
“Dan
sesungguhnya, Kami telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul (untuk
menyerukan) : Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah thaghut itu.” (QS.
An-Nahl :36).
Dengan demikian, Allah telah mewajibkan kepada seluruh
hamba-Nya supaya bersikap kafir kepada thaghut dan hanya beriman kepada-Nya
saja.
Ingkar kepada Thagut
( الطاغوت : ما تجاوز به العبد حده من معبود، أو متبوع، أو
مطاع ).
“Thaghut, ialah segala sesuatu yang diperlakukan menusia
secara melampaui batas (yang telah ditentukan oleh Allah), seperti dengan
disembah, atau diikuti, atau dipatuhi.”
Thaghut itu banyak macamnya,
tokoh-tokohnya ada lima :
1-Iblis, yang telah dilaknat oleh Allah,
1.Orang
yang disembah, sedang ia sendiri rela,
2.Orang yang mengajak manusia untuk
menyembah dirinya,
3.Orang yang mengaku tahu sesuatu yang ghaib,
4.Orang
yang memutuskan sesuatu tanpa berdasarkan hukum yang telah diturunkan oleh
Allah.
Allah Ta’ala berfirman
:
لا إكرا في الدين قد تبين الرشد من الغي فمن يكفر بالطاغوت
ويؤمن بالله فقد استمسك بالعروة الوثقى لا انفصام لها والله سميع
عليم
“Tiada paksaan dalam (memeluk) agama ini. Sungguh telah
jelas kebenaran dari kesesatan. Untuk itu, barangsiapa yang ingkar kepada
thaghut dan iman kepada Allah, maka dia benar-benar telah berpegang teguh dengan
tali yang amat kuat, yang tidak akan terputus tali itu. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah ; 256).
Ingkar kepada semua
thaghut dan iman kepada Allah saja, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tadi,
adalah hakekat syahadat “La Ilaha Illallah”.
Dan diriwayatkan dalam hadits,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
رأس هذا الأمر الإسلم، وعموده الصلاة، وذروة سنامه الجهاد
في سبيل الله.
“Pokok agama ini adalah Islam [20], dan tiangnya adalah
shalat, sedang ujung tulang punggungnya adalah jihad fi sabilillah
[21].
Wallahu a’lam. Hanya Allahlah yang Maha Tahu. Semoga shalawat dan
salam senantiasa dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad, kepada keluarga dan
para sahabatnya.
-------------
(19) Abu Abdillah : Muhamad bin Abu
Bakar bin Ayyub bin Sa’ad Az-zur’i Ad- Dimasyqi, terkenal dengan Ibnu Al-qayyim
atau Ibnu Qayim al-Jauziyah (691-751 H = 1292-1350 M). Seorang ulama yang giat
dan gigih dalam mengajak ummat Islam pada zamannya untuk kembali kepada tuntunan
Al-Qur’an dan Sunnah serta mengikuti jejak para salafus shalih. Mempunyai banyak
karya tulis, antara lain : Madarij-assalikin, Zaad Al-Ma’ad, Thariq Al-Hijratain
wa Baab As-Sa’adatain, At- tibyan fi Aqsam Al-Qur’an, Miftah Dar
As-sa’adah.
(20) Silahkan melihat kembali
pengertian Islam yang disebutkan oleh penulis pada hal 23.
0 komentar:
Posting Komentar